Jumat, 22 Oktober 2010

INDONESIA MENGAJAR

PENGAJAR MUDA
Mereka yang Dibutuhkan Negeri Ini...

Hidup di Singapura, bekerja di perusahaan multinasional dengan gaji besar, ternyata bukan akhir cita-cita Ayu Kartika Dewi. Begitu ada kesempatan menjadi guru sekolah dasar di daerah terpencil, berbagai fasilitas perusahaan yang sudah dinikmati di Singapura langsung ditinggalkannya.
”Ini kesempatan yang ditunggu-tunggu,” kata lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga, Surabaya, ini bersemangat, ketika mengetahui akan menjadi guru sekolah dasar dan ditempatkan di daerah terpencil di Kabupaten Halmahera Selatan.
Ketika tahu untuk mencapai Halmahera Selatan butuh waktu delapan jam menggunakan kapal laut dari Ternate, semangatnya tak surut, bahkan makin berapi-api.
”Buku harian saya tidak akan monoton, sekolah, kuliah, lalu bekerja, tetapi penuh warna. Saya bisa merasakan hidup di daerah terpencil,” kata Ayu yang tak sabar ingin segera berangkat ke tempat penugasan.
Lain lagi dengan Erwin Puspaningtyas Irjayanti (24). Lulusan Institut Pertanian Bogor yang sudah bekerja di sebuah bank terkemuka di Jakarta dengan gaji sangat memadai ini rela meninggalkan pekerjaannya untuk mengabdi menjadi guru sekolah dasar nun jauh di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.
”Ini kesempatan emas berbuat untuk negeri sekaligus memenuhi panggilan hati,” kata wanita penulis novel best seller The Sacred Romance of King Sulaiman & Queen Sheba (1986) yang diterbitkan PT Mizan ini bersemangat.
Semangat serupa dipancarkan Rahman Adi Pradana (24). Peraih dua gelar kesarjanaan, Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung dan lulusan cum laude Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran Bandung, ini rela meninggalkan pekerjaannya di sebuah perusahaan multinasional di Jakarta dan bertugas menjadi guru sekolah dasar di Halmahera Selatan.
Orangtuanya sempat kaget. Namun, setelah diyakinkan bahwa ia ingin memberikan sesuatu yang terbaik untuk negerinya, Indonesia, orangtuanya mendukung langkah Adi. ”Negeri ini sudah sangat baik. Saatnya memberikan sesuatu untuk negeri yang saya cintai,” kata Adi.

Kamis, 21 Oktober 2010

TIPS MENCEGAH KEJAHATAN MEMANFAATKAN TRANCE / HIPNOTIS

(Saya dapat dari Email, semoga bermanfaat)

Apakah kejadian yang beberapa kali muncul di berita ini menggunakan hipnosis?

Terus terang, informasi saya terbatas, karena saya belum berkesempatan untuk ketemu langsung dengan korban, apalagi pelaku yang katanya sudah tertangkap sebagian. Maka, penilaian saya ini sifatnya sementara sebab hanya didasarkan pada Informasi terbatas dari televisi dan rekaman videonya.

Jawaban saya: ya dan tidak. Ya, jika hipnosis hanya dipandang sebagai sebuah fenomena trance semata. Trance adalah fenomena alamiah manusia, ketika seseorang berada dalam kondisi pikiran yang sangat terfokus, sangat rileks. Dalam kondisi ini, pikiran kritis ter-by pass karenanya seseorang dapat merespon berbagai stimulus berupa sugesti dan memunculkan perilaku seolah tanpa disadari.

Tanpa disadari?

Ya, karena lebih banyak perilaku manusia terjadi tidak disadari, dan jauh lebih sedikit yang disadari. Sebagai contoh, saat seseorang dipanggil oleh bosnya dengan nada suara tertentu, ia tidak sekedar menyahut. Tapi bisa langsung segera menyiapkan laporan yang memang sedang ditunggu-tunggu. Nah, dia ini trance. Sebab mestinya respon yang dilakukan secara sadar kan cukup menyahut. Tapi tanpa ia sadari, ia melakukan berbagai aktivitas untuk menyiapkan laporan secara otomatis, tanpa perlu berpikir secara ‘sadar’.

Kata ‘sadar’ sengaja saya beri tanda kutip, karena memang sampai sekarang ada banyak penafsiran. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan sadar? Sebab setiap kali seseorang baru belajar hipnosis, ia pasti mengatakan, “Saya sadar sepenuhnya kok. Ingat betul apa yang dikatakan oleh terapis saya.”

Ya memang demikianlah. Orang yang mengalami hipnosis pasti sadar sepenuhnya apa yang terjadi. Ia mengikuti sugesti karena memang ia memutuskan untuk demikian, karena memang ia mengizinkannya.